Dalam deru waktu yang kian menipis
Asaku merindukan dia yang tak terkikis
Dia di hati menjelma tawa
Pada masanya yang kuanggap tepat
Dalam sketsa angan senyumnya berkibar
Tak urungku mengumbar lara
Dalam tangisku tatapnya tegar
Jiwanya sudah menjadi baja
Tumbuh dalam pahitnya bersama
Seakan sikapnya telah matang
Meski belia usianya pada angka enam
Dia merenggut kisahku yg pilu
Dan menjelmanya menjadi tiang kokoh
Tak ragu ia mendekap… kudekap…
Tersekap dalam perangkap kasih ibu dan anaknya
Dialah sang tegar… dia daraku… darahku
Freeda Alleysha namanya
Pembawa misi perdamaian yang selalu dilindungi Tuhannya.
Begitulah makna dari sebuah nama yang kupahat untuk menyambutnya ke dunia, tahun silam
Baku, 28 September10 pm
Univerium, Bakikhanov Street